Celemek sanitasi “Form-Fit” (1915).
Jika jutaan wanita saat ini masih kekurangan produk menstruasi, sebelumnya mereka semua menggunakan solusi buatan sendiri untuk menghentikan menstruasi, yang pada zaman dahulu dianggap kotor atau bahkan berbahaya.
Stigma yang sudah lama ada, dan masih bertahan hingga saat ini, selama bertahun-tahun berfungsi sebagai ‘penyangga’ untuk menghentikan evolusi dan studi tentang metode pengelolaan aliran menstruasi.
Masyarakat Mesir kuno menggunakan papirus yang dilunakkan sebagai metode pilihan mereka, masyarakat Yunani beralih ke spons alami, sementara beberapa komunitas penduduk asli Amerika menggunakan kulit kerbau. Di Eropa, dan di kalangan pemukim Amerika, yang paling umum adalah kain, kenangnya Sains Populer.
Hanya di abad ini. Pada abad ke-19, dengan menurunnya angka kelahiran, pencarian produk menstruasi yang lebih efektif pun dimulai. Pada tahun 1850-an, “celemek sanitasi”dengan batang karet dan lapisan kain untuk mencegah noda pada pakaian. Kemudian, mereka berevolusi menjadi sabuk sanitasidengan simpul untuk menahan kain penyerap, yang digulung di antara kedua kaki sampai ke pusar, dihubungkan dengan ikat pinggang di pinggang. Mereka sulit, tidak nyaman dan sama sekali tidak bijaksana.
Kemudian, Johnson & Johnson memperkenalkan pembalut sabuk sanitasi sekali pakai pertama pada tahun 1896, yang dikenal sebagai “Handuk Lister”, yang akan gagal total di pasaran. Mengapa? Faktor rasa malu menghalangi perempuan untuk menggunakan produk tersebut, yang secara terbuka mengungkapkan bahwa mereka sedang menstruasi.
Perang Dunia Pertama dan dressing pertama
Titik balik kegagalan inovasi ini terjadi pada Perang Dunia Pertama. Perawat menemukan bahwa pembalut selulosa yang digunakan di rumah sakit juga secara efektif menyerap jenis darah lain, sehingga menghasilkan pembalut menstruasi pertama yang sukses secara komersial: Pembalut Kotexdiluncurkan pada tahun 1918 oleh Kimberly-Clark Corporation. Produk sekali pakai memang belum umum, namun sedikit demi sedikit mulai bermunculan dalam kehidupan sehari-hari.
Kesuksesan Kotex mendorong Johnson & Johnson untuk kembali mencoba melakukan penetrasi pasar. Pada tahun 1927, mereka menyewa psikolog Lilian Galbraith untuk mempelajari kebutuhan perempuan. Galbraith mengkritik pembalut berukuran besar di masa lalu dan menyimpulkan bahwa wanita sebenarnya menginginkan produk yang memungkinkan mereka hidup seolah-olah mereka tidak sedang menstruasi.
Kesimpulan inilah yang melahirkan produk yang lebih kecil dan lebih bijaksana, dan bahkan strategi untuk mengurangi rasa malu saat membeli: perban dikirimkan dalam keadaan terbungkus koran atau majalah.
Pada tahun 1931, Earle Hass mematenkan tampon internal pertama dengan aplikator sekali pakai, yang memungkinkan pemasangan sendiri. Tiga tahun kemudian, Gertrude Tendrich memperoleh paten dan meluncurkan merek tersebut Tampax. Pada tahun 1937, aktris dan pengusaha Leona Chalmers mematenkan cangkir menstruasi karet pertama. Namun produk dalam negeri menghadapi hambatan budaya: keperawanan sangat dihargai, dan penggunaan tampon dipandang dengan kecurigaankarena takut misalnya selaput dara pecah.
Perang Dunia II dan penerimaan tampon
Perang Dunia Kedua membawa perubahan sikap yang diperlukan, kenang Popular Science. Dengan laki-laki sebagai garda depan, perempuan mempertahankan produksi industri, dan tampon menjadi lebih diterima karena memungkinkan mobilitas tanpa gangguan, keleluasaan, dan seringkali lebih nyaman. Pasar mulai berubah.
Pada tahun 1957, penemu keturunan Afrika-Amerika Mary Kenner mematenkan sabuk sanitasi yang dapat disesuaikan dengan saku kedap air, yang dirancang beberapa dekade sebelumnya tetapi baru dikomersialkan pada tahun 1960an karena rasisme institusional. Inovasi tersebut dengan cepat kehilangan relevansinya ketika, pada tahun 1969, merek tersebut Tetap bebas memperkenalkan pembalut berperekat yang pertama, sehingga membuat sabuk sanitasi menjadi ketinggalan jaman.
Pada tahun 1970-an, feminisme membuka pintu bagi periklanan yang lebih terbuka dan penyempurnaan produk menstruasi, mulai dari pembalut dengan penutup hingga versi mini dan maxi, untuk aliran yang berbeda. Tampon menghadapi masalah dengan kasus Sindrom Syok Toksiktapi selamat.
Pada tahun 2002, Su Hardy menciptakan kembali cangkir menstruasi, menciptakan Cangkir bulan dari silikon — lebih ringan, lebih nyaman dan berkelanjutan.