Kegembiraan kapten: Shafali muncul sebagai kartu truf Harmanpreet dengan pemukul dan bola. | Kredit Foto: EMMANUAL YOGINI
Untuk sementara, Piala Dunia ODI Wanita terasa seperti naskah sebuah film. Seorang pahlawan yang sedang berjuang dikirim kembali ke papan gambar untuk memperbaiki kekurangannya, dan tiba-tiba, sebuah panggilan datang untuk mewujudkan negara ini pada tahap yang paling sulit – Piala Dunia.
Inilah realitas Shafali Verma. Dia memimpin India meraih trofi pertamanya untuk putri ketika dia mengangkat trofi Piala Dunia T20 U-19 di Afrika Selatan pada tahun 2023. Pada hari Minggu, dia menjadi yang terdepan dalam kemenangan 52 kali atas Proteas dalam pertandingan puncak, dengan 78 bola 87 dan dua gawang penting.
“Tuhan mengirim saya ke sini untuk melakukan sesuatu yang baik, saya senang bisa membuat tim menang,” kata Shafali usai kemenangan.
Dalam usia 21 tahun 278 hari, Shafali menjadi pemain termuda yang memenangkan penghargaan Pemain Terbaik Pertandingan di final Piala Dunia Wanita.
Shafali Verma melakukan tembakan saat pertandingan Final Piala Dunia Wanita ICC antara India dan Afrika Selatan. | Kredit Foto: EMMANUAL YOGINI
Shafali, yang absen dari ODI India selama setahun, bermain di Piala T20 Wanita Senior. Patah tulang yang parah pada Pratika Rawal membuka pintu bagi kembalinya Shafali.
Lebih dari setengah abadnya, yang pertama di ODI sejak 2022, dampak instannya dengan bolalah yang membuat Proteas tercengang.
“Ketika Shafali bergabung dengan tim, kami melewatkan overs dari Pratika. Shafali telah banyak bermain bowling di kriket domestik. Ketika Pak Amol (Muzumdar) berbicara dengannya, dia berkata: ‘Saya siap untuk 10 overs,'” kata kapten Harmanpreet Kaur setelah pertandingan.
“Saya tidak ingin kembali ke kamar, memikirkan mengapa saya tidak mencobanya. [of Sune Luus and Marizanne Kapp] adalah titik balik bagi kami,” tambahnya.
Pelatih Muzumdar selalu menegaskan bahwa Shafali tidak pernah keluar dari skema ODI. “Jika Anda melihatnya secara positif, pemain sebaik Shafali tidak mendapat tempat di peringkat 15 adalah pertanda baik,” katanya.
“Ini semua takdir. Saat Pratika cedera, kami semua patah hati. Tim ini saling mendoakan, tetap bersama dalam suka dan duka. Pertama Yastika Bhatia lalu Pratika. Saat Shafali datang, kami tidak ingin dia merasa berada di bawah awan cedera. Semua orang sangat positif. Semua orang mengira tujuan akhir kami adalah trofi ini, dan kami bekerja siang dan malam. Inilah hasilnya,” tambah Harmanpreet.
Diterbitkan – 04 November 2025 22:26 WIB



