Mantan Presiden Pranab Mukherjee menyerahkan Penghargaan Arjuna kepada Pegulat (Tuli) Virender Singh pada Sports and Adventure Awards 2016 di Rashtrapati Bhavan di New Delhi pada 29 Agustus 2016. | Kredit Foto: RV Moorthy
Pengadilan Tinggi Delhi telah mengarahkan Pusat untuk menyusun kriteria yang tepat untuk menganugerahkan Penghargaan Mayor Dhyan Chand Khel Ratna, 2025 kepada olahragawan dengan gangguan pendengaran, dengan memperhatikan bahwa kriteria yang ada mendiskriminasi mereka dibandingkan dengan para olahragawan.
Pengadilan, dalam putusan yang dikeluarkan pada Senin (3 November 2025), menyatakan bahwa Undang-Undang Hak Penyandang Disabilitas tahun 2016 tidak memberikan ruang diskriminasi antara penyandang disabilitas pendengaran dan penyandang disabilitas fisik atau alat gerak.
Ditambahkannya, dalam konteks ‘Skema Penghargaan Tunai bagi Pemenang Medali’ pada ajang olahraga internasional, kurangnya kesempatan bagi olahragawan tuna rungu berdampak pada terciptanya rezim yang diskriminatif.
Hakim Sachin Datta mengatakan kriteria tersebut harus disusun secepatnya agar para olahragawan tuna rungu dapat mengajukan permohonan untuk tujuan pemberian penghargaan, dan mengarahkan agar batas waktu, yaitu tanggal 28 Oktober, untuk pengajuan permohonan diperpanjang sebagaimana mestinya.
Pengadilan mendengarkan permohonan dari Bapak Virender Singh, pegulat tunarungu yang terkenal secara internasional, peraih medali emas Deaflympics berkali-kali dan Penerima Penghargaan Arjuna, bersama dengan olahragawan tunarungu lainnya.
Pak Singh, diwakili oleh advokat Ajay Verma, menentang pengecualian atlet tuna rungu dari skema olahraga utama pemerintah dan dugaan perlakuan diskriminatif terhadap para atlet dan mengupayakan kesetaraan antara tunarungu dan para atlet.
Permohonannya menyatakan bahwa dalam menyusun kriteria penganugerahan Penghargaan Mayor Dhyan Chand Khel Ratna 2025, tidak ada dispensasi yang diberikan bagi olahragawan tunarungu.
Setelah melalui kriteria tersebut, pengadilan mengamati bahwa tidak ada ruang bagi olahragawan tunarungu untuk mengajukan atau dipertimbangkan untuk pemberian penghargaan, sehingga menjadikannya diskriminatif terhadap olahragawan tunarungu dibandingkan dengan para olahragawan.
“Dalam konspektus di atas, ada baiknya anggapan pemohon/pemohon bahwa kriteria tersebut di atas mendiskriminasi olahragawan tunarungu dibandingkan para olahragawan,” katanya.
Diterbitkan – 04 November 2025 23:28 WIB



