
Sebuah studi baru melihat bagaimana cetak biru mikroskopis dapat menjadi bukti yang menentukan dalam penyelidikan kriminal, membantu menentukan kapan kejahatan terjadi atau apakah suatu jenazah dipindahkan.
Sebuah tinjauan baru terhadap kasus-kasus forensik telah mengungkapkan bahwa beberapa tanaman terkecil di bumi, seperti lumut dan lumut lainnya, mungkin memainkan peran penting yang tidak diduga. dalam memecahkan kejahatan.
Diterbitkan Dalam jurnal Forensic Sciences Research, penelitian ini mengumpulkan semua kasus yang diketahui di mana tanaman kecil ini digunakan untuk membantu penyelidikan.
Lumut, yang mencakup lumut, lumut hati, dan lumut tanduk, merupakan salah satu tumbuhan paling sederhana di planet ini. Mereka tidak memiliki akar, daun atau batang sejati, sehingga menyerap nutrisi langsung dari lingkungan. Sensitivitasnya terhadap kelembapan, cahaya, dan suhu menyebabkan spesies berbeda berkumpul bersama ceruk yang sangat spesifikseperti tanah yang teduh, pucuk pohon atau bahkan bagian bawah rerumputan. Ketepatan ekologis ini menjadikannya petunjuk berharga, kata Matt von Konrat, kepala Koleksi Botani di Field Museum dan salah satu penulis utama tinjauan tersebut.
“Dengan artikel kami, kami ingin menyoroti pentingnya bukti botani,” jelas von Konrat. “Para peneliti mungkin mengabaikan hal ini hanya karena mereka tidak tahu apa yang mereka analisis.”
Penyelidikan dimulai ketika Jenna Merkel, seorang mahasiswa master ilmu forensik di Universitas George Washington, bergabung dengan von Konrat sebagai pekerja magang. Bersama, meneliti 150 tahun literatur ilmiah dan menemukan sejumlah kecil kasus yang terdokumentasi, yaitu hanya selusin kasus di seluruh dunia.
Yang tertua berasal dari tahun 1929, ketika pertumbuhan lumut pada kerangka membantu hal tersebut memperkirakan waktu yang telah berlalu sejak kematian. Kasus lain juga muncul di Swedia, Finlandia, Italia, Tiongkok, dan Amerika Serikat, di mana lumut telah membantu menentukan di mana kejahatan terjadi, kapan jenazah dipindahkan, atau berapa lama jenazah terpapar, kata badan tersebut. Harian SciTech.
Salah satu contoh yang paling mengesankan datang dari Michigan. Pada tahun 2011, seorang bayi dibunuh oleh ayahnya, yang kemudian hanya memberi nafkah rincian samar tentang situs pemakaman. Ketika peneliti menemukan pecahan tanaman mikroskopis di sepatunya, tim von Konrat dipanggil untuk membantu. Setelah mengkatalogkan rerumputan, pepohonan, dan ratusan spesies lumut di wilayah tersebut, mereka membandingkan bahan yang ditemukan pada sepatu tersebut dengan habitat mikro yang tepat. Analisis tersebut memperkecil area tersebut menjadi sebidang kecil seluas 4,6 meter persegi, lokasi yang kemudian dikonfirmasi oleh sang ayah sebagai tempat pemakaman.
“Bahkan potongan terkecil tumbuhan pun bisa menjadi bukti kuat,” kata Merkel. Tim berharap analisis mereka akan mendorong para peneliti untuk lebih memperhatikan sisa-sisa tumbuhan.



