Ditzer Jasper tampil tajam di bawah mistar gawang Jerman. | Kredit Foto: B.JOTHI RAMALINGAM

Sistem hoki junior Jerman tidak ada duanya. Dengan struktur yang cermat dan budaya yang dibangun berdasarkan pengembangan pemain jangka panjang, negara ini secara konsisten menghasilkan talenta-talenta hebat. Di antara semua posisi, Jerman bisa dibilang sangat bangga dengan penjaga gawangnya – dan itu juga memiliki alasan yang bagus.

Dari generasi ke generasi, negara ini telah melahirkan para penjaga yang baik: dari Andreas Thiel yang legendaris, yang memenangkan medali emas Olimpiade pada tahun 1992, hingga Nicolas Jacobi, bagian dari skuad peraih medali perunggu di Olimpiade Rio 2016, dan Max Weinhold, juara Olimpiade dua kali (2008 & 2012) adalah beberapa di antaranya.

Tradisi itu tetap kuat seperti sebelumnya. Tim senior saat ini menampilkan dua pemain terbaik dunia, Jean-Paul Danneberg dan Alexander Stadler. Danneberg dinobatkan sebagai Kiper Terbaik FIH Tahun 2025, sementara Stadler, jauh dari nama baru, membantu Jerman memenangkan kejuaraan junior Hoki Euro pada tahun 2019 dan memainkan peran utama dalam kemenangan tim senior di Piala Dunia Hoki FIH 2023.

Kini, bintang baru sedang naik daun—Jasper Ditzer, salah satu kiper muda paling menarik di sistem Jerman.

Ditzer tampil luar biasa sepanjang Piala Dunia putra junior FIH yang sedang berlangsung di Chennai dan Madurai— tajam di babak penyisihan grup dan luar biasa di perempat final melawan Prancis. Pemain berusia 19 tahun ini tampil mengesankan dengan kemampuannya dalam menghentikan tembakan, kesediaannya untuk menyerang di luar garis gawang, dan yang terpenting, ketenangannya saat menang adu penalti atas Prancis. Penempatan posisi, gerak kaki, dan pengambilan keputusannya patut dicontoh.

“Sungguh perasaan yang luar biasa bisa berkontribusi pada tim. Saya sangat senang dengan penampilan saya dan merasa sangat senang bisa berada di semifinal,” kata Ditzer.

Dia menikmati saat-saat penuh tekanan. “Kami banyak berlatih di kamp pelatihan. Ini sangat penting. Bagi saya, ini menyenangkan — saya sangat menyukai pertarungan satu lawan satu,” tambahnya, berbicara tentang adu penalti.

Pemuda Jerman itu juga memuji kiper India Princedeep Singh. “Dia memiliki gaya yang berbeda – dia lebih statis – tapi dia melakukannya dengan sangat baik. Saya tidak mencoba untuk belajar darinya,” kata Ditzer sambil tersenyum masam.

Bersemangat untuk tampil di panggung terbesar, remaja ini berkata bahwa ia bersemangat untuk menghadapi India. “Saya ingin bermain di India karena saya ingin merasakan atmosfernya. Saya ingin seluruh stadion penuh,” ujarnya.



Tautan sumber