Aikman. | Kredit Foto: R.RAGU
Pelatih Belanda Siegfried Aikman selalu memilih tim yang sedang kesulitan atau tim yang ingin unggul, dan memenuhi janjinya.
Sebagai pelatih senior FIH, pelatih berusia 66 tahun ini telah melatih tim senior Jepang (meraih medali emas perdananya di Asian Games 2018), Pakistan (meraih medali perdananya (perunggu) dalam 11 tahun di Piala Sultan Azlan Shah 2022) dan Oman (meraih perunggu pertamanya di Piala Dunia 5×5 2024).
Kini dengan tim hoki putra junior Bangladesh untuk Piala Dunia FIH di sini mulai tanggal 28 November, Aikman ingin anak-anaknya, yang sedang melakukan debut, memberikan perlawanan keras kepada tim-tim di Pool-F yang memiliki tim kelas berat Australia, Korea Selatan, dan Prancis.
“Saya suka tantangan, jadi sengaja pilih tim berkembang, karena menurut saya di situlah saya bisa membuat perbedaan,” kata Aikman usai latihan di Stadion SDAT-Walikota Radhakrishnan di Jakarta, Rabu. Pelatih veteran ini tahu bahwa hampir mustahil untuk melaju ke babak sistem gugur. “Standar hoki domestik di Bangladesh rendah, itu berarti tempo permainannya lambat, jadi pemain kami terbiasa memainkan permainan lambat, dan ketika Anda bermain melawan pemain terbaik dunia yang bermain dengan kecepatan tinggi, mereka memberikan tekanan tinggi, setiap kesalahan mereka dihukum. Jadi, kami perlu beradaptasi, tumbuh, dan itulah kemajuan yang ingin kami capai,” ujarnya.
Aikman berbicara tentang warisan yang ingin ia tinggalkan. “Saya membantu asisten pelatih saya untuk berkembang, saya tidak hanya melatih tim, saya juga melatih para pelatih, saya ingin warisan saya adalah jika saya pergi, asisten saya harus mengambil alih tim, karena menurut saya tim harusnya dilatih oleh rekan senegaranya sendiri,” ujarnya.
Diterbitkan – 26 November 2025 18:15 WIB



