
Dalam lanskap global yang berkembang pesat, pengadaan tidak lagi sekadar mementingkan penghematan biaya dan efisiensi. Saat ini, membangun kemitraan yang tangguh dan mempertahankan nilai-nilai bersama yang dapat mendukung tujuan bisnis jangka panjang adalah hal yang terpenting.
Amy Worth adalah Direktur Amazon Business UK dan Pelanggan Sektor Publik UE.
Apa saja tantangan utama yang dihadapi para pemimpin pengadaan ketika bekerja dengan pemasok pada tahun 2025?
Para pemimpin di bidang pengadaan saat ini sedang menghadapi lingkungan kompleks yang dibentuk oleh transformasi digital, ketidakstabilan rantai pasokan, dan meningkatnya ekspektasi terhadap keberlanjutan dan transparansi. Salah satu tantangan yang paling mendesak adalah ketidaksesuaian digital antara pembeli dan pemasok. Meskipun beberapa organisasi sudah mulai menggunakan teknologi canggih seperti AI dan otomatisasi, ada juga organisasi yang masih melakukan digitalisasi proses dasar mereka. Hal ini dapat menimbulkan gesekan, dimana 33% pemimpin pengadaan di Inggris menyatakan bahwa pemasok tidak mampu memberikan dukungan pengadaan digital sebagai tantangan utama.
Tantangan lain yang harus diatasi oleh para pemimpin pengadaan adalah skalabilitas. Lebih dari separuh (51%) pemimpin pengadaan pernah menemui pemasok yang tidak dapat mengembangkan bisnis mereka. Meskipun data sangat penting, banyak perusahaan yang masih kesulitan mengakses informasi pemasok yang penting, seperti kredensial ESG, rencana kesinambungan bisnis, dan rincian rute pengiriman. Kesenjangan ini dapat menghambat pengambilan keputusan dan manajemen risiko, pada saat dunia usaha harus melakukan transformasi dengan cepat untuk mempertahankan daya saingnya.
Seberapa pentingkah keberlanjutan dan keragaman dalam pemilihan pemasok bagi bisnis modern?
Keberlanjutan dan keberagaman bukan lagi sebuah pilihan—hal ini penting. Beberapa organisasi sedang bergulat dengan penolakan internal terhadap perubahan, yang dapat berarti bahwa pemasok berulang kali digunakan karena keengganan mengambil risiko. Faktanya, menurut Penelitian Bisnis Amazon83% pemimpin pengadaan mengatakan bahwa kesulitan dalam mencari pemasok yang berkelanjutan menghalangi mereka mencapai tujuan mereka tujuan-tujuan ESG.
Namun terdapat perubahan yang lebih luas dalam hal prioritas bisnis, karena dampak lingkungan dan sosial semakin dipandang sebagai hal yang penting dalam strategi pengadaan. Selain itu, 78% organisasi memiliki mandat atau ambisi untuk membeli dari penjual bersertifikat, termasuk usaha berkelanjutan, lokal, atau kecil. Pengadaan sumber daya yang bertanggung jawab bukan hanya tentang memenuhi persyaratan peraturan, namun juga tentang membangun kepercayaan merek dan ketahanan jangka panjang.
Beberapa tahun terakhir telah menunjukkan betapa rapuhnya rantai pasokan global. Peristiwa seperti pandemi COVID-19, penyumbatan Terusan Suez, dan kekurangan chip global telah mengungkap kerentanan dan memaksa dunia usaha untuk memikirkan kembali basis pemasok mereka. Untuk memitigasi risiko dan memastikan kelangsungan bisnis, para pemimpin pengadaan mengadopsi pendekatan yang lebih strategis. Salah satu caranya adalah dengan mendiversifikasi pemasok, dengan hampir dua pertiga (66%) pemimpin pengadaan mengembangkan basis pemasok yang lebih luas sebagai prioritas utama. Transformasi digital sedang mengubah bentuk pengadaan. Hampir semua (95%) pemimpin pengadaan di Inggris secara aktif mencari hubungan pemasok baru, seringkali dengan mitra yang dapat mendukung ambisi digital mereka. Pengadaan tidak lagi hanya sekedar transaksi; ini tentang membangun kemitraan strategis yang selaras dengan tujuan jangka panjang dan dapat beradaptasi terhadap perubahan.
Skalabilitas sangat penting bagi keberhasilan dalam dunia pengadaan modern, karena perusahaan mencari pemasok yang dapat berkembang bersama mereka. Hal ini sangat penting mengingat lebih dari separuh (51%) pernah bekerja dengan pemasok yang tidak mampu memenuhi permintaan yang semakin meningkat. Akses terhadap data pemasok yang terperinci merupakan komponen penting lainnya dalam mitigasi risiko, namun hal ini mungkin sulit diperoleh. Data pemasok seperti rencana kesinambungan bisnis (52%), asal rute pelayaran (58%), dan praktik ESG (57%), membantu menilai dan mengelola potensi risiko dengan lebih baik. Melalui akses terhadap data, tim pengadaan dapat menjalin hubungan yang lebih selaras dengan pemasok yang memprioritaskan stabilitas jangka panjang dan keselarasan strategis.
Sejauh mana dunia usaha memprioritaskan keselarasan nilai—seperti keberlanjutan dan kematangan digital—ketika memilih pemasok?
Penyelarasan nilai merupakan faktor penentu dalam pemilihan pemasok. Dunia usaha tidak lagi memilih mitra hanya berdasarkan harga atau ketersediaan; mereka mencari pemasok yang mencerminkan nilai-nilai dan arah strategis mereka. Hal ini mencakup keberlanjutan, kematangan digital, dan tanggung jawab sosial.
Dunia usaha ingin bekerja sama dengan pemasok yang dapat mendukung perjalanan mereka untuk menjadi lebih bertanggung jawab dan maju secara digital. Dengan sepertiga (33%) pemimpin menyatakan ketidakcocokan digital sebagai tantangan utama, dan 83% berjuang untuk menemukan pemasok yang berkelanjutan, jelas bahwa penyelarasan nilai-nilai bukan sekedar pilihan—tapi sebuah keharusan. Tim pengadaan secara aktif memperluas kelompok pemasok mereka untuk menemukan mitra yang dapat meningkatkan upaya mereka di bidang ini dan berkontribusi terhadap keberhasilan organisasi yang lebih luas.



