Apakah uang tunai “merasa ngeri”? Bagi Generasi Z, siapa pun yang menggunakannya berarti “terputus dari kenyataan”

Berdasarkan survei terbaru, peralihan progresif ke uang digital akan terus berlanjut, dengan sebagian besar generasi muda menganggap uang tunai sudah tidak sejalan dengan kenyataan yang ada saat ini.

Bagi Generasi Z, uang tunai bukan lagi raja, melainkan “ngeri”. Survei Harris Poll baru, yang dilakukan oleh platform perbankan digital CashApp, mengungkapkan bahwa lebih dari separuh Gen Z adalah orang dewasa gunakan uang fisik hanya sebagai pilihan terakhir untuk membayar barang dan jasa.

Survei tersebut, yang mewawancarai 2.080 orang dewasa Amerika yang berusia di atas 18 tahun, menemukan bahwa 53% responden Gen Z lebih memilih transaksi digital melalui kartu debit atau aplikasi pembayaran, menolak uang kertas tradisional. Hampir sepertiga (29%) mengakui bahwa orang yang membayar tunai tampak “terputus dari kenyataan”.

Meskipun sikap ini mungkin tampak dangkal, para peneliti berpendapat bahwa hal ini mencerminkan sikap tersebut perubahan yang lebih mendalam dalam perilaku keuangan. Berbeda dengan generasi sebelumnya, yang tumbuh dengan menghitung uang, Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, merupakan generasi digital native dan dibesarkan dengan ponsel pintar dan transaksi nirsentuh. Bagi generasi muda, mengelola uang melalui aplikasi tidak hanya nyaman; Ini adalah cara menjaga disiplin.

Lebih dari separuh responden (54%) mengatakan demikian cenderung menghabiskan terlalu banyak uang saat membawa uang tunai dibandingkan dengan menggunakan pembayaran digital. Alat digital, menurut mereka, membantu kita mengendalikan pengeluaran dan tetap sesuai anggaran dengan lebih efektif.

Bertentangan dengan stereotip yang menyebut Generasi Z sebagai pembelanja yang tidak bertanggung jawab, survei ini juga menggambarkan a generasi yang berfokus pada stabilitas keuangan. Sekitar 46% responden mengatakan mereka secara aktif membuat cadangan darurat, sementara 39% menabung agar merasa lebih aman secara finansial.

Sasaran menabung sangat bervariasi: 37% menabung untuk pengalaman seperti perjalanan dan acara, 34% untuk pembelian besar seperti mobil, barang elektronik, dan merek mewah, dan 36% menabung simpan untuk mencapai tonggak pentingcara meninggalkan rumah orang tua, mengacu pada Pos New York.

Hasil penelitian ini menyoroti pergeseran budaya di mana kenyamanan, kendali, dan keakraban dengan dunia digital membentuk cara pandang generasi muda terhadap uang. Meskipun hal ini tampaknya menjadi sebuah keniscayaan bagi kaum muda, ada juga kekhawatiran mengenai berakhirnya uang tunai, seperti kesulitan orang lanjut usia penggunaan teknologi atau para tuna wisma yang tidak mempunyai cara untuk membeli makanan di toko-toko yang tidak lagi menerima uang tunai.

Bagi Gen Z, membuang uang kertas bukan sekadar tren: ini adalah pernyataan identitas finansial modern.



Tautan sumber