Rui Minderico / Lusa
Keempat orang Portugis yang ditahan Israel kembali ke Portugal. Sofia Aparicio dan Mariana Mortágua berpelukan
Mariana Mortágua telah bereaksi dan menegaskan bahwa dia akan membiayai perjalanan tersebut, namun menuduh Pemerintah memiliki “menteri yang tidak memiliki tulang punggung”.
Keempat aktivis Portugis yang ditahan di Israel pekan lalu harus mengganti biaya perjalanan mereka kembali ke Portugal kepada negara, demikian konfirmasi Kementerian Luar Negeri (MNE) pada Selasa ini.
Perjalanan pulang, yang dihadiri Mariana Mortágua, aktris Sofia Aparício dan aktivis Miguel Duarte dan Diogo Chaves, adalah diselenggarakan dan dibiayai oleh Negara Portugis karena alasan logistik dan keamanan, setelah otoritas Israel mencegat Sumud Global Flotilla, yang terdiri dari sekitar 50 kapal kemanusiaan yang menuju Jalur Gaza.
Dalam pernyataannya, kementerian yang dipimpin Paulo Rangel menjelaskan bahwa penggantian biaya tersebut biaya penuh perjalanan itu adalah “tanggung jawab warga negara yang merupakan bagian dari armada”, menurut peraturan konsuler. Namun, MNE tidak membeberkan jumlah total biayanya.
Reaksi politik muncul tak lama kemudian. Dalam sebuah postingan di jejaring sosial X, Mariana Mortágua menyesali keputusan tersebut, mengingat bahwa tujuan misi tersebut “adalah Gaza, bukan Israel”. “Pemerintah memutuskan untuk membebankan biaya kepada mereka yang memberikan bantuan kemanusiaan untuk melawan genosida. pemerintah yang baik akan mengirimkan tagihan kepada pelaku genosida“, tulis pemimpin blok tersebut.
Tujuannya adalah Gaza. Bukan Israel, tempat kami dibawa secara ilegal. Pemerintah memutuskan untuk membebankan biaya kepada mereka yang memberikan bantuan kemanusiaan untuk melawan genosida. Pemerintahan yang baik akan mengirimkan RUU untuk melakukan genosida. Saya akan bayar tiketnya, beli bukti kalau ada menteri-menteri yang tidak punya otak.
— mariana mortágua (@MRMortagua) 7 Oktober 2025
Mortágua juga menjamin bahwa dia akan membayar nilai tiket tersebut, menambahkan bahwa dia akan melakukannya “sebagai bukti bahwa ada menteri yang tidak punya tulang punggung”.
Keempat aktivis Portugis tersebut ditahan di Israel antara tanggal 1 dan 2 Oktober, setelah armada tersebut dicegat oleh pasukan Israel saat masih berada di perairan internasional. Mereka akhirnya dibebaskan dan kembali ke Lisbon pada Minggu malam, mendarat di bandara Humberto Delgado sekitar pukul 22.30.