Dari perubahan cara pandang setelah mendapat kesempatan hidup kedua hingga perubahan hormonal yang disebabkan oleh organ baru, para ilmuwan masih mencoba memahami apa yang menyebabkan perubahan kepribadian.

Sebuah fenomena yang semakin menarik perhatian adalah perubahan nyata dalam kepribadian dan preferensi yang dirasakan oleh beberapa pasien setelah menerima organ melalui transplantasi.

Studi kasus dan catatan pribadi menunjukkan perubahan mulai dari perubahan selera hingga minat baru dalam musikseni atau bahkan perubahan respons emosional. Salah satu kasus yang banyak dikutip melibatkan seorang wanita yang menjalani gaya hidup vegetarian namun mengembangkan a tiba-tiba ingin makan ayam goreng setelah menerima transplantasi jantung dari seorang donor yang dikenal menyukai makanan cepat saji.

Efek serupa telah diamati pada penerima transplantasi sumsum tulang, dengan laporan bahwa individu mengembangkan preferensi makanan baru, seperti menyukai acar atau beralih dari anggur putih ke anggur merah. Selain pola makan, beberapa pasien menjelaskan perubahan suasana hatidalam perspektif hidup dan kepentingan pribadi.

Menurut Adam Taylor, profesor dan direktur Pusat Pembelajaran Anatomi Klinis di Universitas Lancaster, beberapa faktor dapat membantu menjelaskan perubahan ini. Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di PercakapanTaylor mencatat bahwa efek plasebo mungkin berperan, seperti bertahan dari penyakit yang berpotensi fatal dan menerima “kesempatan kedua” hal itu secara alami dapat mengubah pandangan dan perilaku seseorang. Namun, para ahli berpendapat bahwa penjelasan fisiologis tidak boleh diabaikan.

Organ yang disumbangkan aktif secara biologis dan dapat mempengaruhi kimia tubuh dari penerima. Jantung, khususnya, melepaskan hormon seperti atrial natriuretic peptida (ANP), yang mempengaruhi tekanan darah, keseimbangan cairan, dan detak jantung. Variasi dalam produksi atau sensitivitas hormon yang disebabkan oleh organ yang didonorkan dapat menyebabkan perubahan yang tidak kentara namun signifikan pada fungsi tubuh, sehingga berpotensi memengaruhi suasana hati dan perilaku, kata peneliti. IFLScience.

Jantung juga berinteraksi dengan otak melalui sinyal hormonal yang memengaruhi respons stres dan regulasi emosi. Demikian pula, serotonin, hormon yang sering dikaitkan dengan suasana hati, sebagian besar diproduksi di usus, yang menyoroti keterhubungan sistem tubuh. Oleh karena itu, penggantian organ mungkin diperlukan efek mengalir ke seluruh tubuh.

Studi awal menunjukkan bahwa pengalaman ini bukanlah hal yang langka. Taylor mencatat itu hingga 90% penerima transplantasi laporan memperhatikan beberapa tingkat perubahan kepribadian, meskipun tingkat dan penyebabnya sangat bervariasi. Para peneliti memperingatkan bahwa penelitian yang lebih sistematis diperlukan untuk membedakan antara efek fisiologis, faktor psikologis, dan kebetulan.



Tautan sumber