• Laporan menemukan bahwa 94% direktur menggunakan AI di tempat kerja, namun penilaian yang meluas (atau perasaan dihakimi) terus berlanjut
  • UKM tidak terlalu merasa bersalah dan lebih cenderung menggunakan teknologi dibandingkan perusahaan
  • Hanya sedikit perusahaan yang ingin mengganti pekerja manusia dengan AI

Ternyata para atasan ingin mengisi peran dengan spesialis manusia, bukan AI – karena sebuah penelitian baru pada hari Senin mengungkap perasaan campur aduk tentang kecerdasan buatan di tempat kerja.

Misalnya, meskipun 94% direktur menggunakannya di tempat kerja, banyak pemimpin yang masih merasa dihakimi karena menggunakannya alat AI. Dan rasa bersalah ini paling besar terjadi pada perusahaan, dibandingkan pada UKM, karena hal ini sering kali dianggap sebagai jalan pintas dan bukan alat produktivitas.





Tautan sumber