
- Taiwan memblokir RedNote Tiongkok dengan alasan risiko penipuan dan pengambilan data
- Larangan tersebut menyebabkan lonjakan penggunaan VPN karena pengguna ingin tetap terhubung
- Keputusan tersebut telah memicu perdebatan, dan beberapa orang menganggapnya sebagai sensor
Taiwan telah mengambil keputusan untuk memblokir media sosial dan aplikasi e-commerce populer Tiongkok, RedNote (dikenal sebagai Xiaohongshu di Tiongkok), dengan alasan statistik penipuan yang mengkhawatirkan dan kekhawatiran atas pengumpulan data yang berlebihan. Aplikasi ini, yang memiliki sekitar tiga juta pengguna di Taiwan, merupakan platform utama untuk belanja online, penemuan konten, dan interaksi sosial.
Laporan menunjukkan bahwa larangan tersebut, yang mulai berlaku pada tanggal 4 Desember, telah memicu lonjakan unduhan untuk VPN terbaik layanan saat pengguna mencari cara untuk melewati pemblokiran.
Kementerian Urusan Digital Taiwan menyatakan bahwa penyelidikan terhadap RedNote menimbulkan tanda bahaya dalam 15 kategori berbeda, menurut Reuters. Kementerian menyatakan keprihatinannya karena aplikasi tersebut mengumpulkan data sensitif pengguna, termasuk ID perangkat, data lokasi akurat, daftar kontak, dan informasi papan klip, bahkan saat aplikasi tidak digunakan.
Selain itu, para pejabat telah menghubungkan platform tersebut dengan lebih dari 1,700 kasus penipuan pada tahun 2024, yang mengakibatkan kerugian lebih dari $7,9 juta – Financial Times melaporkan.
Terlepas dari kekhawatiran ini, larangan tersebut belum diterima secara universal, dan partai-partai oposisi di Taiwan menyebut tindakan tersebut sebagai bentuk sensor.
Mengapa larangan RedNote begitu kontroversial
Larangan terhadap RedNote menyoroti keseimbangan antara keamanan nasional dan kebebasan individu. Tindakan pemerintah Taiwan berakar pada tujuan yang lebih luas untuk meningkatkan keamanan siber dan memerangi penipuan online. Namun, tindakan tersebut dipandang oleh sebagian orang sebagai tindakan yang bermotif politik, mengingat ketegangan yang sedang berlangsung antara Taiwan dan Tiongkok.
Partai Nasionalis Tiongkok (KMT) telah menjadi kritikus vokal terhadap larangan tersebut, sekaligus menjadi juru bicara Partai Nasionalis Tiongkok Kantor Urusan Dewan Negara Taiwan menuduh Partai Progresif Demokratik (DPP) menginjak-injak demokrasi dan meremehkan kebebasan rakyat Taiwan.
Sentimen ini juga dirasakan oleh sebagian pengguna aplikasi, terutama perempuan muda perkotaan, yang merasa menjadi sasaran yang tidak adil. Menurut BBCpengguna berpendapat bahwa platform lain, seperti yang dimiliki oleh Meta, lebih bersalah dalam praktik pengumpulan data serupa.
Bagi banyak orang, RedNote lebih dari sekedar aplikasi media sosial; ini adalah bagian integral dari gaya hidup mereka, dan penghapusannya telah menciptakan kekosongan, membuat mereka merasa terputus dari bagian penting dari kehidupan digital dan budaya mereka.
Untuk saat ini, masa depan RedNote di Taiwan masih belum pasti. Pemerintah dapat memilih untuk memperketat pembatasan lebih lanjut atau mencari kompromi yang memungkinkan aplikasi beroperasi di bawah peraturan yang lebih ketat.
Sementara itu, terjadi lonjakan VPN Penggunaan ini menunjukkan tekad yang jelas dari sebagian besar penduduk Taiwan untuk mempertahankan akses mereka terhadap platform ini, terlepas dari sikap pemerintah.
Ikuti TechRadar di Google Berita Dan tambahkan kami sebagai sumber pilihan untuk mendapatkan berita, ulasan, dan opini pakar kami di feed Anda. Pastikan untuk mengklik tombol Ikuti!



