
Kenapa bukan lubang besar? Lubang hidung kita bekerja secara bergiliran untuk membantu kita.
Lebih dari sekedar “pintu” untuk mencari udara, lubang hidung kita, bertentangan dengan apa yang mungkin dipikirkan, bukanlah salinan satu sama lain. Faktanya, mereka bekerja secara bergiliran, dalam “siklus hidung”.
Sepanjang hari, satu lubang hidung selalu lebih terbuka dibandingkan lubang hidung lainnya. Yang satu menghantarkan sebagian besar aliran udara, sementara yang lain “beristirahat” dan memproses lebih sedikit udara. Keseimbangan bolak-balik ini terjadi secara otomatis, dalam siklus beberapa jam, tanpa disadari oleh kebanyakan orang. Para peneliti menjelaskan bahwa pergantian ini membantu menjaga mukosa hidung tetap terhidrasi dan berfungsi, memungkinkan hidung memenuhi fungsi utamanya: menyiapkan udara untuk paru-paru, menyaring debu dan polutan, memanaskannya hingga mencapai suhu tubuh, dan melembabkannya hingga mendekati kelembapan 100%. Sains Populer.
Namun dampak dari kedua lubang hidung ini lebih dari sekadar pernapasan. ITU bau juga mendapat manfaat dari sistem ini. Karena aliran udara lebih cepat di satu lubang hidung dan lebih lambat di lubang hidung lainnya, setiap sisi hidung menangani molekul bau secara berbeda. Zat yang larut lebih lambat akan lebih mudah dideteksi oleh lubang hidung yang lebih “tertutup”, tempat udara bersirkulasi lebih lambat, memberikan lebih banyak waktu bagi molekul-molekul ini untuk larut dalam lendir. Zat yang larut dengan cepat lebih mudah ditangkap oleh lubang hidung yang lebih terbuka, dimana aliran yang dipercepat menyebarkan molekul ke area jaringan penciuman yang lebih luas.
Otak menggabungkan dua “versi” bau yang sama, memperkaya persepsi penciuman. Para ahli penciuman menggambarkan proses ini sebagai cara sistem saraf mengekstrak lebih banyak informasi dari perbedaan yang sangat halus antara dua saluran masuk udara.
Meskipun lubang hidungnya sangat berdekatan, lubang hidungnya juga membantu menemukan sumber bau. Penelitian terhadap partisipan yang matanya ditutup menunjukkan bahwa ketika Anda secara artifisial menghilangkan perbedaan antara aroma yang dicium oleh setiap lubang hidung, orang menjadi lebih lambat dan kurang akurat dalam mengikuti jejak aroma.
Dipercaya bahwa masih ada kemungkinan keuntungan tambahan: jika terjadi konstipasi, hidung tersumbat cenderung lebih parah di satu lubang hidung, sementara lubang hidung lainnya memastikan aliran udara. Lubang hidung yang paling tersumbat menjadi lebih panas, menciptakan lingkungan yang kurang mendukung replikasi beberapa virus.



