Federasi Judo Internasional (IJF) telah memutuskan untuk “mengembalikan keterwakilan nasional penuh” atlet Rusia di kompetisinya mulai akhir pekan ini, katanya pada hari Kamis, meskipun perang sedang berlangsung di Ukraina.

Komite eksekutif IJF memutuskan untuk mengizinkan atlet Rusia berkompetisi di bawah bendera nasional mereka, dengan lagu kebangsaan dan simbol mereka, dimulai dengan Grand Slam Abu Dhabi 2025 pada 28-30 November.

“Para atlet tidak bertanggung jawab atas keputusan pemerintah atau lembaga nasional lainnya, dan tugas kita adalah melindungi olahraga dan atlet kita.” kata federasi.

Menyusul invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, banyak atlet dilarang mengikuti kompetisi.

Komite Olimpiade Rusia telah ditangguhkan sejak tahun 2023 oleh Komite Olimpiade Internasional karena melanggar piagam Olimpiade dengan menggunakan perampasan tanah administratif untuk menggabungkan badan-badan olahraga regional di Ukraina timur yang diduduki.

Warga Rusia akan diizinkan berkompetisi di Olimpiade Musim Dingin Milan-Cortina tahun depan, tetapi IOC akan mempertahankan sistem yang digunakan pada Olimpiade Paris 2024, dan mengizinkan mereka berkompetisi hanya sebagai atlet individu yang netral.

Sergey Soloveychik, presiden federasi judo Rusia, memuji apa yang disebutnya sebagai “keputusan bersejarah.”

“Terima kasih kepada IJF atas keputusan yang telah lama ditunggu-tunggu, adil dan berani ini,” tambahnya dalam sebuah pernyataan.

IJF mengatakan sebelumnya telah memulihkan perwakilan nasional penuh untuk atlet Belarusia. Belarus mengizinkan Moskow menggunakan wilayahnya sebagai tempat persiapan invasi ke Ukraina dan kemudian mengizinkan penempatan rudal nuklir taktis.

IJF menambahkan bahwa mereka sekarang menganggap “pantas untuk mengizinkan partisipasi atlet Rusia dalam kondisi yang sama,” dan menekankan bahwa olahraga tersebut “tidak dapat membiarkan dirinya menjadi platform untuk agenda geopolitik.”

“Secara historis, Rusia telah menjadi negara terkemuka di dunia judo, dan kembalinya mereka diharapkan dapat memperkaya persaingan di semua tingkatan sambil menjunjung tinggi prinsip keadilan, inklusivitas, dan rasa hormat IJF,” tambahnya.

Presiden Rusia Vladimir Putin adalah seorang yang gemar judoka dan menghadiri olahraga tersebut di Olimpiade London 2012.

Segera setelah Rusia memulai invasi, Putin kehilangan posisi resmi paling seniornya di dunia olahraga.

IJF mengutip “konflik perang yang sedang berlangsung di Ukraina” karena penangguhan status presiden kehormatan Putin dan Soloveychik, yang pada saat itu menjabat sebagai presiden Uni Judo Eropa, mengundurkan diri dari jabatannya.



Tautan sumber