Tentara GNR dan agen PSP ditahan karena memperdagangkan imigran untuk dijadikan pekerja paksa

Oscar di tengah / Flickr

Yang menjadi permasalahan adalah kejahatan perdagangan manusia, membantu imigrasi ilegal dan penipuan pajak. Para imigran dibawa secara ilegal dan mengalami kondisi eksploitasi yang tidak manusiawi.

Sepuluh tentara dari GNR dan satu anggota PSP ditangkap hari ini dalam operasi Polisi Kehakiman (PJ) yang membongkar organisasi kriminal bantuan untuk imigrasi ilegal di Portugal, yang mengendalikan ratusan pekerja.

PJ mengindikasikan bahwa operasi tersebut dilakukan sekitar 50 surat perintah penggeledahan dan 17 surat perintah penangkapan, di Beja, Portalegre, Figueira da Foz dan Porto, dan saat ini sedang diselidiki. kejahatan membantu imigrasi ilegalpemalsuan, penipuan pajak dan pencucian uang.

Operasi tersebut melalui Unit Penanggulangan Terorisme Nasional (UNCT) dilakukan dalam lingkup investigasi yang dilakukan oleh Departemen Investigasi dan Tindak Pidana Pusat (DCIAP). Aksi yang dipimpin Unit Penanggulangan Terorisme dengan dukungan berbagai cabang PJ itu dimobilisasi dua ratus inspektur di beberapa bagian negara.

Yang dipermasalahkan, menurut Kehakiman, adalah organisasi kriminal yang mengendalikan ratusan pekerja asing, yang sebagian besar berada dalam situasi tidak normal di Portugal. Jaringan ini didedikasikan untuk eksploitasi kekerasan terhadap imigran India tentang properti pertanian di daerah Beja.

Episentrum penyelidikan terletak di paroki Cabeça Gorda, di mana menurut CNN Portugalpara pekerja menjadi sasaran kondisi perbudakan modernterpaksa melakukan perjalanan yang melelahkan dari matahari terbit hingga terbenam dan berada dalam iklim teror. Para prajurit yang ditahan, selain menjalankan tugas resmi mereka, juga akan bertindak sebagai mandor organisasi di waktu senggang mereka, memastikan pengawasan, disiplin dan pemaksaan terhadap para korban.

Jaringan beroperasi melalui perusahaan tenaga kerja sementara sengaja dibuat untuk merekrut migran yang rentan, membebankan biaya kamar dan makan kepada mereka secara kejam, dan menjadikan mereka di bawah ancaman penyerangan fisik atau deportasi.

Menurut peneliti, pendapatan yang dihasilkan dari eksploitasi tenaga kerja tinggi dan tidak pernah menyatakandidaur ulang melalui skema keuangan terlarang.

Para korban, seringkali tidak berdokumen, hidup dalam kondisi yang tidak manusiawi dan terus-menerus diawasi oleh anggota pasukan keamanan yang terlibat dalam skema tersebut. Situasinya yang tidak teratur adalah digunakan sebagai senjata pemerasan untuk memastikan kepatuhan dan mencegah pelarian atau laporan.

PJ juga menunjukkan bahwa tersangka dari kepolisian akan berperan aktif dalam memfasilitasi operasi organisasi, berkontribusi terhadap perlindungan dan kelangsungannya.

Sekitar 20 tahanan tersebut kini akan dibawa ke Kantor Jaksa Penuntut Umum dan kemudian ke pengadilan, di mana mereka akan dikenakan tindakan paksaan.



Tautan sumber